Pendidikan Seks dan Spiritualitas Remaja di GKSBS Sebelat dalam Pandangan Lickona

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Pendidikan Seks dan Spiritualitas remaja di Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) Sebelat, dengan mengacu pada pemikiran Thomas Lickona mengenai kebajikan. Masa remaja merupakan periode kritis yang ditandai dengan perubahan biologis, psikologis, dan sosial, yang sering kali diiringi dengan tantangan perilaku seksual yang tidak sehat. Melalui pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi terhadap enam remaja berusia 16-21 tahun yang merupakan jemaat GKSBS Sebelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja memiliki pemahaman yang terbatas mengenai pendidikan seks, yang sebagian besar diperoleh dari sumber yang tidak valid, seperti teman sebaya dan internet. Meskipun mereka menyadari pentingnya pendidikan seks, topik ini masih dianggap tabu untuk dibahas dalam lingkungan keluarga. Di sisi lain, spiritualitas yang diperoleh melalui ajaran gereja memberikan landasan moral yang kuat bagi remaja dalam menghadapi dorongan seksual. Penelitian ini menemukan bahwa nilai-nilai agama yang diajarkan di gereja berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku remaja terhadap seksualitas. Remaja yang aktif dalam kegiatan gereja cenderung lebih mampu menahan diri dan menghindari perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama. Dalam konteks teori Lickona, penelitian ini menegaskan bahwa pendidikan karakter yang baik harus mencakup pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Pendidikan seks yang komprehensif dan pembinaan spiritual yang baik sangat diperlukan untuk membantu remaja mengembangkan karakter yang kuat dan bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan seksual di era modern. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi orang tua, gereja, dan pendidik dalam mendukung perkembangan remaja yang sehat dan sesuai dengan nilai-nilai moral.