Perilaku Cost Stickiness: Pengaruh Transformasi Digital dan Performa Operasional Perusahaan (Studi pada Perusahaan Consumer Non-Cyclical di Bursa Efek Indonesia Tahun 2021-2023)

Abstract

This study examines cost stickiness behavior by exploring the role of digital transformation and operational performance. These internal company factors may influence a firm's ability to adjust its cost structure during a decline in operational activity. The research utilizes unbalanced panel data from 326 firm-year observations from consumer non-cyclical sector listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2021–2023. Using the Generalized Least Squares (GLS) method, the findings reveal the presence of cost anti-stickiness in consumer non-cyclical sector. Digital transformation is found to significantly decrease cost anti-stickiness (increase cost stickiness), this may be due to high initial costs, long-term adjustment expenses, and management’s belief in the long-term benefits of technology investments, which drives firms to maintain spending even when revenue declines. Meanwhile, high labor productivity increase cost anti-stickiness (reduces cost stickiness), as work efficiency and system flexibility allow firms to adjust their cost structures more quickly. Higher working capital is also shown to increase cost anti-stickiness (reduces cost stickiness) by providing firms with greater flexibility to manage costs adaptively without maintaining unnecessary operational capacity. Overall, these findings highlight the importance of optimizing operational efficiency, maintaining sufficient liquidity, and engaging in strategic planning when implementing digital technologies as key steps to building a cost structure that is adaptive to changes in business conditions.

Penelitian ini mengkaji perilaku cost stickiness dengan menelaah peran transformasi digital dan performa operasional. Faktor-faktor internal perusahaan ini dapat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan struktur biaya saat terjadi penurunan aktivitas operasional. Penelitian ini menggunakan data panel tidak seimbang dari 326 observasi pada sektor consumer non-cyclical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2021–2023. Dengan menggunakan metode Generalized Least Squares (GLS), hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku cost anti-stickiness pada sektor consumer non-cyclical. Transformasi digital terbukti secara signifikan menurunkan cost anti-stickiness (meningkatkan cost stickiness), yang mungkin disebabkan oleh tingginya biaya awal, biaya penyesuaian jangka panjang, serta keyakinan manajemen terhadap manfaat jangka panjang dari investasi teknologi, yang mendorong perusahaan untuk mempertahankan pengeluaran meskipun pendapatan menurun. Sementara itu, produktivitas tenaga kerja yang tinggi terbukti meningkatkan cost anti-stickiness (mengurangi cost stickiness), karena efisiensi kerja dan fleksibilitas sistem memungkinkan perusahaan untuk lebih cepat menyesuaikan struktur biayanya. Modal kerja yang besar juga terbukti meningkatkan cost anti-stickiness (mengurangi cost stickiness) dengan memberikan fleksibilitas lebih besar bagi perusahaan untuk mengelola biaya secara adaptif tanpa harus mempertahankan kapasitas operasional yang tidak diperlukan. Secara keseluruhan, temuan ini menyoroti pentingnya optimalisasi efisiensi operasional, kecukupan likuiditas, dan perencanaan strategis dalam penerapan teknologi digital sebagai langkah kunci untuk membangun struktur biaya yang adaptif terhadap perubahan kondisi bisnis