Anteseden Dan Konsekuensi Investasi R&D Pada Kinerja Pasar Di Masa Krisis

Abstract

Penelitian ini mengintegrasikan Resource-Based View (RBV) dan Signalling Theory untuk menjelaskan bagaimana perusahaan di Asia Tenggara mempertahankan serta meningkatkan kinerja pasar selama krisis Covid-19 (2020-2022). Dengan sampel 113 perusahaan publik di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, studi ini menguji peran kelonggaran keuangan (financial slack), risiko sistematis, dan peluang pertumbuhan sebagai anteseden investasi R&D serta dampaknya terhadap kinerja pasar. Model jalur dianalisis menggunakan PLS-SEM dan dibandingkan lintas-sub-sampel (terdampak berat vs. ringan serta per negara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kelonggaran keuangan memengaruhi kinerja pasar terutama melalui mediasi investasi R&D mediasi penuh pada perusahaan terdampak berat, Malaysia, dan Singapura; (2) efek risiko sistematis terhadap kinerja pasar sepenuhnya dimediasi oleh R\&D pada perusahaan terdampak ringan, namun tidak signifikan pada klaster terdampak berat; (3) peluang pertumbuhan umumnya berpengaruh langsung terhadap kinerja pasar, kecuali di Indonesia yang mengalami mediasi parsial melalui R&D. Investasi R&D sendiri merupakan prediktor terkuat kinerja pasar sepanjang periode krisis, memvalidasi perannya sebagai sinyal mahal yang kredibel. Temuan ini menegaskan bahwa slack hanya dihargai investor ketika dialokasikan untuk inovasi, dan bahwa strategi R&D berfungsi sebagai risk-hedging signal di tengah ketidakpastian. Keterbatasan penelitian meliputi potensi bias endogenitas dan pengukuran variabel yang masih sederhana; penelitian lanjutan disarankan memakai metode panel-GMM serta memasukkan keluaran inovasi (paten, produk baru) guna memperkuat inferensi kausal.