Religiositas Dan Kesejahteraan Psikologis Pada Mahasiswa Rantau Di Pulau Jawa

Abstract

Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi dimana individu mengembangkan potensi diri, memiliki tujuan hidup yang jelas, serta mampu menghadapi tekanan hidup dengan optimal (Ryff, 2013). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis adalah agama dan spiritualitas Ryff (2013). Religiositas merupakan sistem-sistem atau nilai-nilai sakral yang terorganisir, yang berpusat pada hal-hal paling maknawi yang dirasakan (Glock & Stark, 1968). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa rantau. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif korelasi bivariat cross-sectional. Subjek penelitian berjumlah 132 partisipan yang diperoleh dengan menggunakan Insidental sampling. Pengukuran menggunakan variabel religiositas dari Glock dan Stark yang terdiri dari 25 aitem, sedangkan variabel kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 28 aitem. Data di analisis dengan menggunakan teknik analisis uji product moment dari Karl Pearson dan diperoleh hasil sebesar 0,504 dengan sig. = 0,000 (p<0,01). Hasil dari penelitian ini adanya hubungan positif yang cukup signifikan antara religiositas dan kesejahteraan psikologis, yang berarti semakin tinggi tingkat religiositas mahasiswa rantau, maka semakin tinggi juga kesejahteraan psikologis yang dimiliki mahasiswa rantau.

Psychological well-being is a condition where individuals develop their potential, have clear life goals, and are able to cope optimally with life pressures (Ryff, 2013). One of the factors that can affect psychological well-being is religion and spirituality Ryff (2013). Religiosity is an organized sacred system or value, centered on the most meaningful things that are perceived (Glock & Stark, 1968). This study aims to determine the relationship between religiosity and the psychological well-being of regional students. The research method used was the quantitative method of cross-sectional bivariate correlation. The study subjects amounted to 132 participants who were obtained using Incidental sampling. The measurement used the religiosity variable of Glock and Stark which consisted of 25 items, while the psychological well-being variable consisted of 28 items. The data was analyzed using the product moment test analysis technique from Karl Pearson and obtained a result of 0.504 with sig. = 0.000 (p<0.01). The results of this study have a significant positive relationship between religiosity and psychological well-being, which means that the higher the level of religiosity of regional students, the higher the psychological well-being of regional students.