Produksi Iklan Layanan Masyarakat sebagai Sutradara, Penulis Naskah dan Koordinator Pemeran “Salatiga Anti Hoaks: Lansia Bugar Digital”

Abstract

Video iklan layanan masyarakat ini mengangkat realitas yang dihadapi oleh kelompok lanjut usia (lansia) dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi digital, khususnya terkait dengan maraknya kasus penipuan online. Lansia merupakan kelompok yang rentan menjadi korban hoaks dan kejahatan digital karena keterbatasan literasi digital dan kecenderungan mempercayai informasi tanpa verifikasi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan literasi digital lansia di Kota Salatiga agar lebih waspada terhadap peredaraan hoaks dan penipuan online melalui media audio-visual yang sederhana dan aplikatif. Penelitian ini menggunakan metode campuran, yakni dengan melakukan wawancara kepada Diskominfo Salatiga sebagai representasi lembaga pemerintah, Mafindo Salatiga sebagai lembaga non-pemerintah, BPJS Kesehatan Kota Salatiga, diskusi bersama lansia serta pengumpulan dan pengolahan data dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Komdigi, dan laman website Badan Pusat Statistik Kota Salatiga serta berbagai sumber lain yang berasal dari penelitian dan portal berita. Hasilnya diwujudkan dalam video iklan layanan masyarakat yang menggambarkan keseharian lansia yang menjadi target penipuan melalui telepon misterius. Video ini juga menampilkan solusi konkret menghadapi penipuan digital, seperti metode WAKUNCAR (Waspada, Kunjungi, Cari), layanan Care Center BPJS Kesehatan 165, dan chatbot Kalimasada dari Mafindo. Visualisasi video menampilkan suasana kekeluargaan dan situasi yang dekat dengan keseharian lansia, sehingga pesan mudah dipahami. Video “Salatiga Anti Hoaks: Lansia Bugar Digital” berfungsi sebagai media edukatif sekaligus kontribusi terhadap pencapaian SDGs, khususnya prinsip “No One Left Behind”, dengan memastikan lansia tetap terlindungi dan aktif di era digital.

This public service announcement (PSA) video highlights the challenges faced by the elderly population in coping with the rapid advancement of digital technology, particularly in relation to the increasing prevalence of online fraud. Older adults are considered a vulnerable group, often targeted by hoaxes and digital crimes due to limited digital literacy and a tendency to trust information without proper verification. This research aims to enhance the digital literacy of elderly individuals in Salatiga so they can be more vigilant against the spread of hoaxes and online scams, using a simple and practical audio-visual medium. A mixed-method approach was used in this study, including interviews with the Salatiga Office of Communication and Information (Diskominfo) as a representative of government institutions, MAFINDO Salatiga as a non-governmental organization, BPJS Kesehatan Salatiga, discussions with elderly individuals, and data collection from the Indonesian Central Bureau of Statistics (BPS), Kominfo Digital Literacy (Komdigi), the official website of Salatiga BPS, and various research articles and news portals. The final product is a PSA video portraying the daily life of elderly individuals who become targets of telephone scams. The video also presents practical solutions to combat digital fraud, such as the WAKUNCAR method (Waspada, Kunjungi, Cari – Be Alert, Visit, Search), the BPJS Kesehatan 165 Care Center, and the Kalimasada fact-checking chatbot from Mafindo. The visuals emphasize a warm family atmosphere and familiar daily settings to help make the message easily understood. The video “Salatiga Anti Hoaks: Lansia Bugar Digital” serves not only as an educational tool but also as a contribution to achieving the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly the principle of “No One Left Behind,” by ensuring that elderly individuals remain protected and actively engaged in the digital era.