Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/4056
Title: | SKIZOFRENIA (Studi Kasus Dampak Psiko-Sosial Penderita Skizofrenia Bagi Keluarga Di KotaWaingapu-Sumba Timur) |
Authors: | Sitaniapessy, Desy A. |
Keywords: | Skizofrenia dan Keluarga |
Issue Date: | 2013 |
Publisher: | Magister Sosiologi Agama Program Pascasarjana FTEO-UKSW |
Abstract: | Keluarga merupakan suatu sistem yang ada dalam masyarakat, dan di dalam sistem itu terdiri dari individu-individu yang mempunyai perannya masing-masing dan di antara individu-individu mempunyai keterkaitan dan pengaruh satu sama laun. Setiap individu yang terlibat di dalamnya tidak dapat menjalankan perannya sendiri dengan baik tanpa dukungan dan hubungan yang baik dengan anggota yang lain. Oleh karena itu dalam keluarga harus ada saling dukung dan menopang satu sama lain. Ketika salah seorang anggota keluarga tidak dapat menjalankan perannya dengan baik, maka akan terjadi kepincangan dalam keluarga, dimana anggota keluarga yang lain harus mampu menangani permasalahan anggota keluarga yang lain. Contohnya dalam kasus skizofrenia, penderita skizofrenia tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Seperti yang kita ketahui orang dengan skizofrenia, tidak dapat berpikir dengan baik. Untuk bekerja atau membangun relasi yang baik dengan orang lain merupakan salah satu hal yang tidak mampu dilakukan oleh penderita skizofrenia. Skizofrenia merupakan salah satu bentuk psikosis yang sering dijumpai di mana-mana. Penderita tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan realitas. Penderita skizofrenia mengalami penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya, sangat terhambat produktivitasnya dan nyaris terputus relasinya dengan orang lain. Secara garis besar skizofrenia dapat diartikan sebagai suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses berpikir serta disharmoni (perpecahan/keretakan) antara proses berpikir, afeks/emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afeksi/emosi menjadi inadequate, psikomotor menunjukkan penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar. Dalam teori sistem, Parsons memandang keluarga sebagai sebuah sistem yang terdiri dari subsistem di dalamnya, dan semua subsistem di dalamnya mempunyai peran dan saling memengaruhi satu sama lain. Dalam perspektif sistem menekankan bahwa semua anggota keluarga dipengaruhi oleh kejadian yang menimbulkan stress dalam hidup yang dialami salah satu anggota keluarga. Satu orang mungkin mengalami penyakit dan mendapat perawatan, tetapi semua orang dalam keluarga merasakan sakitnya. Berdasarkan pemaparan di atas, dua kasus yang diangkat dalam penulisan tesis ini, merupakan sedikit contoh dari apa yang ada dalam masyarakat kita. Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia mengalami berbagai hal dan berdampak pada psiko-sosial anggota keluarga. Berbagai hal dialami oleh anggota keluarga, baik secara mental maupun dengan lingkungan sekitar. Dampak social yang dirasakan oleh anggita keluarga antara lain berbagai relasi yang terganggu baik itu dengan masyarakat sekitar, maupun dengan anggota keluarga yang lain dan juga berbagai jadwal dan pekerjaan yang terganggu dan juga kondisi keuangan keluarga yang terganggu dikarenakan biaya kehidupan penderita skizofrenia menjadi tanggung jawab anggota keluarga yang lain. Selain dampak social, anggota keluarga pun mengalami berbagai dampak psikologi yang dirasakan oleh anggota keluarga seperti ketakutan, kemarahan, kesedihan, rasa malu, rasa khawatir, perasaan bersalah, bahkan sampai ada anggota keluarga yang mengalami trauma akibat pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh penderita skizofrenia. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran anggota keluarga untuk lebih peka terhadap keadaan mental anggota keluarga yang lain. Bagaimana keluarga dapat menjalankan sistem dengan baik agar ketika keluarga menghadapi permasalahan, setiap anggota keluarga dapat saling menopang dan memberikan dukungan sehingga sistem dalam keluarga tetap dapat berjalan dengan baik. Perlu meningkatkan dan menajlain komunikasi yang baik di antara anggota keluarga, sehingga dapat menemukan solusi yang terbaik bagi kondisi mental keluarga dan juga bagaimana menciptakan lingkungan psikologi yang baik bagi penderita maupun anggota keluarga yang lain bahkan lingkungan masyarakat sekitar. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4056 |
Appears in Collections: | T2 - Master of Religion Sociology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T2_752009016_Judul.pdf | Halaman Judul | 955.73 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_BAB I.pdf | Bab I | 546.05 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_BAB II.pdf | Bab II | 1.58 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_BAB III.pdf | Bab III | 1.07 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_BAB IV.pdf | Bab IV | 1.4 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_BAB V.pdf | Bab V | 273.9 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 273.11 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752009016_Lampiran.pdf | Lampiran | 1.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.