Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/4802
Title: Pemetaan Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) di Kecamatan Andong, Klego, dan Simo, Kabupaten Boyolali
Authors: Budiarto, Andreas Kristian
Keywords: Boyolali;kesesuaian lahan;sistem informasi geografi;ubi kayu
Issue Date: 2014
Publisher: Program Studi Agroekteknologi FPB-UKSW
Abstract: Beras masih sebagai bahan makanan utama masyarakat Indonesia, namun sebenarnya konsumsi beras dapat dikurangi. Ubi kayu dapat digunakan sebagai pangan alternatif, pakan ternak, dan bioetanol. Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah 4,50% dari Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan sentra produksi ubi kayu. Berdasarkan data BPS Kabupaten Boyolali tahun 2013, 3 kecamatan penghasil ubi kayu tertinggi adalah Kecamatan Andong, Klego, dan Simo. Maka dari itu, perlu penataan sistem pertanian dengan memerhatikan karakteristik, kemampuan, dan kesesuaiannya, yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi karakteristik lahan dan menyusun peta kesesuaian untuk budidaya ubi kayu. Metode yang digunakan adalah survei, uji laboratorium, pencocokan, analisis spasial dan verifikasi langsung ke petani. Penelitian menunjukkan, (1) ketiga wilayah kecamatan berpotensi untuk budidaya ubi kayu, (2) Di Kecamatan Andong, luas lahan kelas S1 adalah 5.245,46 ha (89,56%), kelas S2 adalah 566,40 ha (9,67%), kelas S3 adalah 32,91 ha (0,56%); di Kecamatan Klego, luas lahan S1 adalah 3.722,63 ha (66,50%), kelas S2 adalah 1.435,46 ha (25,64%), kelas S3 adalah 429,43 (7,67%); dan di Kecamatan Simo, luas lahan kelas S1 adalah 4.069,48 ha (77,57%), kelas S2 adalah 948,08 ha (18,07%), kelas S3 adalah 212,67 ha (4,05%).
Indonesian people have chosen rice as the main carbohydrate source. It caused Indonesia to be the first rice importer in the world. In fact, it can be reduced. Cassava could be rice substitution, animal feed, and bioethanol. It is produced in Central Java Province, including in Boyolali District (4.50% area of C. Java). The District Statistics Office said that there are 3 highest sub-districts cassava producer: Andong, Klego, and Simo. Therefore, agricultural system needs to be arranged, based on the characteristics, potential, and land suitability. The purposes of this research are land characteristics identification and land suitability mapping for cassava cultivation. Survey, laboratory analysis, matching, spatial analysis and direct verification to farmers are the methods of this research. Based on research results, (1) three areas of sub-districts potentially for cassava cultivation, (2) at Andong Sub-district, S1 land class is 5,245.46 ha (89.56%), S2 land class is 566.40 ha (9.67%), S3 land class is 32.91 ha (0.56%); at Klego Sub-district, S1 land class is 3,722.63 ha (66.50%), S2 land class is 1,435.46 ha (25.64%), S3 land class is 429.43 (7.67%); and at Simo Sub-district, S1 land class is 4,069.48 ha (77.57%), S2 land class is 948.08 ha (18.07%), S3 land class is 212.67 ha (4.05%).
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4802
Appears in Collections:T1 - Agroecotechnology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
T1_512009004_Judul.pdfHalaman Judul2.14 MBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_BAB I.pdfBAB I214.9 kBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_BAB II.pdfBAB II486.16 kBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_BAB III.pdfBAB III335.88 kBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_BAB IV.pdfBAB IV1.24 MBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_BAB V.pdfBAB V43.25 kBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_Daftar Pustaka.pdfDaftar Pustaka292.88 kBAdobe PDFView/Open
T1_512009004_Lampiran.pdfLampiran10.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.