Women in the Desert : The Story of Hagar and Nirmala Bonat

Abstract

Artikel ini memaparkan cerita dua orang perempuan yang ditindas oleh para majikan mereka secara fisik dan verbal yang menyebabkan keduanya melarikan diri guna mencari perlindungan. Mereka adalah Hagar (Kejadian 16:1-16) dan Nirmala Bonat, seorang tenaga kerja wanita yang berasal dan Nusa Tenggara Timur dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Meskipun pengalaman penyiksaan yang mereka alami sama namun cara memandang dan menyelesaikannya berbeda. Hagar menerima kenyataan bahwa penindasan yang dialaminya adalah takdir sehingga ia hanya berdiam diri di sepanjang cerita, sementara Nirmala Bonat menceritakan kisahnya secara terbuka kepada orang lain. Kegagalan Hagar mengubah nasib dipengaruhi oleh cara memahami dirinya yang tidak berharga di mata Tuhan. Ia merasa tidak berhak memperoleh kasih, perhatian, dan perlindungan Tuhan melalui sesamanya. Teologinya tentang Tuhanlah yang menyebabkan ia menyimpan kisahnya untuk dirinya sendiri, sehingga ia semakin ditindas bahkan dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Sebaliknya, keberanian Nirmala Bonat menyingkapkan ceritanya di hadapan public karena ia percaya kepada Tuhan sepenuhnya. Teologinya tentang Tuhan adalah Tuhan yang benar-benar melihat penderitaannya dan akan menolongnya melalui orang lain. Di sinilah pentingnya upaya advokasi untuk membantu meringankan nasib para perempuan yang tertindas. Namun demikian segala upaya ini hanya akan berhasil ketika para perempuan itu berani berdiri tegak dan menyuarakan penderitaan mereka