Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/4924
Title: | Karakteristik Industri Kecil Tahu Bakso ”Ibu Pudji” di Ungaran - Kabupaten Semarang |
Authors: | Negara, Ferdinand Dwianto Satya |
Issue Date: | 2014 |
Publisher: | Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW |
Abstract: | Negara Indonesia termasuk negara yang sedang berkembang, Negara berkembang sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat, seiring dengan kemajuan suatu negara, pendidikan juga semakin meningkat, begitu juga dengan pengangguran Hal ini terjadi karena tidak ada keseimbangan antara lapangan pekerjaan yang disediakan dengan jumlah pencari kerja, sehingga terjadipeningkatan pengangguran, maka akansemakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu jenis usaha yang cukup penting danpatut diperhitungkan yaitu wirausaha. Industri kecil sepanjang jaman menjadi perantara, pengumpul danpembagi hasil produksi maupun kebutuhan rakyat banyak. Pengusaha industri kecil apabila dapat berkembang menjadi kelas menengah dalam strata sosial, akan menjamin kestabilan politik danekonomi suatu bangsa, juga di lndonesia. Yang dimaksud denganindustry kecil adalah unit indusri kecil yang mempekerjakan 5 sampai l9 orang tenaga kerja, pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam industry kecil mengambil bentuk perseorangan Perusahaan perseorangan adalah yang tanggung jawabnya ada pada pribadi seseorang. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, melihat pentingnya perananUsaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan pembangunan ekonomi suatu Negara atau daerah, maka penulis tertarik untuk meneliti lebihlanjut mengenai karakteristik industri kecil Tahu Bakso ‘Ibu Pudji' di Ungaran Kabupaten Semarang. Proses produksi pada awal usaha dengan menggunakan peralatanseadanya dan modal tidak lebihdari Rp.50.000,- keluarga pudji jantomemulai merintis usaha makanan kecil yang sampaisaat ini dikenal dengannama tahu bakso. Pemasaran hasil produksi tahu bakso pada mulanya dilakukan dengan menggunakan keranjang dandibawa ke kantor –kantor ataupun pada acara arisan Dharma wanita maupunarisan pkk. Untuk pengelolaan keuangan dariawal berdiri sampai saat ini masih menggunakan cara –cara tradisional yang sangat sederhana, yakni setiap harisetelah selesai berjualan (uang hasil penjualan masuk), maka dibagi sesuai dengan pos –pos pengeluaran untuk kebutuhan belanja,upah tenaga kerja, baru sisanya sebagian disimpan sebagai dana cadangan dansisanya lagi dimasukkan untuk keperluan pribadi. Modal awal yang digunakan untuk membuat tahu bakso adalah sebesar Rp. 50.000,- yang diperoleh dari modal sendiri atau pemilik modal. Modal sendiri daripemilik modal merupakan modal yang digunakan paling besar untuk usaha memproduksi tahu bakso. Dalam perjalanan waktu antara tahun 2002, 2004, dan 2006 pemilik menggunakan modal pinjaman dari bank untuk melakukan investasi.Dalammenjalankaninvestasi modal pinjaman dari bank merupakan sumber modal pinjaman yang paling besar, apabila ada tawaran modal yang paling besar pemilik akan menerima pinjaman tersebut untuk melakukan investasi walaupun belum ada pesanan barang. |
Description: | Tidak dipublikasikan karena tidak ada Lembar Persetujuan Akses dan Lembar Peryataan Tidak Palgiat. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/4924 |
Appears in Collections: | T1 - Economic Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_162012701_Judul.pdf | Halaman Judul | 3 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_162012701_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 258.61 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.