Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/6574
Title: Tinjauan Teologis Mengenai Makna Pengakuan Dosa dalam Liturgi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Authors: Selestyani
Timo, Ebenhaizer I Nuban
Keywords: dosa;pengakuan dosa;pengampunan dosa;liturgi GPIB;sin;confession of sin;forgiveess and GPIB’s order of worship service
Issue Date: Oct-2014
Publisher: Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana
Abstract: Keterbatasan manusia dan keraguannya akan kebaikan Allah kerap kali membuat manusia jatuh dalam dosa. Dosa mengakibatkan hubungan manusia dengan Allah menjadi terputus, tetapi Allah tidak ingin berdiam diri. Allah memiliki inisiatif memperbaiki hubunganNya dengan manusia melalui karya pendamaian yang dinyatakan dalam pengorbanan Yesus di kayu salib. Karya pendamaian ini pun dirayakan dalam liturgi melalui pengakuan dan pengampunan dosa. Menurut Luther, peran manusia untuk turut dalam karya pendamaian Allah adalah melalui pengakuan dosa. Oleh karena itu, sebenarnya pengakuan dosa memiliki makna yang penting dalam liturgi dan kehidupan manusia. Namun, dewasa ini pengakuan dosa seakan dianggap sebagai rutinitas semata yang tak bermakna. Doa pengakuan dosa dapat dijumpai hampir diseluruh liturgi gereja-gereja, termasuk liturgi GPIB. GPIB memaknai pengakuan dosa sebagai partisipasi aktif umat dalam karya pendamaian Allah. Melalui pengakuan dosa, umat merefleksikan segala dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan agar layak memperoleh pembenaran dan pengampunan dosa dari Allah. Pengakuan dosa tidak hanya diperuntukkan kepada Tuhan tetapi juga diperuntukkan kepada sesama manusia. G. Riemer pun menyatakan bahwa pengakuan dosa tidak hanya terbatas dalam lingkungan Gereja, tetapi sejatinya pengakuan dosa adalah pengakuan yang tulus dan harus dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya, doa pengakuan dosa memiliki makna yang penting bagi kehidupan umat Kristen karena melalui pengakuan dosa manusia dibenarkan, diampuni, serta dipanggil Allah untuk dilayakkan turut serta dalam tugas pelayanan di dunia ini.
Every Sunday morning (afternoon) when church member gathers to hold worship service they always bow down before God to make a confession of sin. In the Protestan Church of Western part on Indonesia (GPIB) the confession of sin belongs to a stable element in the orde of worship. What does the confession of sin mean and why it is regarded as a stable part of the worship service by GPIB? These questions become the central point of this article. After making in deep investigation, the authors come to conclusion that the confession of sin is placed within the orde of worship in order to remind the worshipers that what they exercise in the worship service must be practiced in their daily acitivities.
Description: Waskita : Jurnal Studi Agama dan Masyarakat. Vol. 2, No. 2, Oktober 2014, p. 93 - 121
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/6574
ISSN: 18295436
Appears in Collections:Waskita. 2014 Vol. II, no. 2 Oktober



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.