Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.uksw.edu//handle/123456789/6576
Title: Gereja dalam Konteks Relasi Negara dan Masyarakat : Sebuah Upaya Memahami Reposisi Peran Politis Gereja
Authors: Helweldery, Ronald
Keywords: church;public sphere and civil society;gereja;public character;karakter publik;ruang publik politik dan civil
Issue Date: Oct-2014
Publisher: Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana
Abstract: The church is an integral part of social system. Especially in the urban society, the church is very closed to the power groups people and political parties. It means that the church has access to involve in political sphere and have lot of chances to play an important role in decision making process. But such chance are sometime set said by the church. As the consequence, the church loses its important role in politics. This article calls the church to take heed at this forgotten opportunity. The author em ploys Habermas theory of public sphere and civil society to help the church reconstitutes its role in the public sphere.
Keterbatasan manusia dan keraguannya akan kebaikan Allah kerap kali membuat manusia jatuh dalam dosa. Dosa mengakibatkan hubungan manusia dengan Allah menjadi terputus, tetapi Allah tidak ingin berdiam diri. Allah memiliki inisiatif memperbaiki hubunganNya dengan manusia melalui karya pendamaian yang dinyatakan dalam pengorbanan Yesus di kayu salib. Karya pendamaian ini pun dirayakan dalam liturgi melalui pengakuan dan pengampunan dosa. Menurut Luther, peran manusia untuk turut dalam karya pendamaian Allah adalah melalui pengakuan dosa. Oleh karena itu, sebenarnya pengakuan dosa memiliki makna yang penting dalam liturgi dan kehidupan manusia. Namun, dewasa ini pengakuan dosa seakan dianggap sebagai rutinitas semata yang tak bermakna. Doa pengakuan dosa dapat dijumpai hampir diseluruh liturgi gereja-gereja, termasuk liturgi GPIB. GPIB memaknai pengakuan dosa sebagai partisipasi aktif umat dalam karya pendamaian Allah. Melalui pengakuan dosa, umat merefleksikan segala dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan agar layak memperoleh pembenaran dan pengampunan dosa dari Allah. Pengakuan dosa tidak hanya diperuntukkan kepada Tuhan tetapi juga diperuntukkan kepada sesama manusia. G. Riemer pun menyatakan bahwa pengakuan dosa tidak hanya terbatas dalam lingkungan Gereja, tetapi sejatinya pengakuan dosa adalah pengakuan yang tulus dan harus dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya, doa pengakuan dosa memiliki makna yang penting bagi kehidupan umat Kristen karena melalui pengakuan dosa manusia dibenarkan, diampuni, serta dipanggil Allah untuk dilayakkan turut serta dalam tugas pelayanan di dunia ini.
Description: Waskita : Jurnal Studi Agama dan Masyarakat. Vol. 2, No. 2, Oktober 2014, p. 123 - 145
URI: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/6576
ISSN: 18295436
Appears in Collections:Waskita. 2014 Vol. II, no. 2 Oktober

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
ART_Ronald Helweldery_Gereja dalam Konteks_abstract.pdfAbstract231.64 kBAdobe PDFView/Open
ART_Ronald Helweldery_Gereja dalam Konteks_fulltext.pdfFull text497.08 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.