Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah di TK Sang Timur Salatiga

Abstract

Di Indonesia penyakit gigi dan mulut seperti karies gigi menempati urutan tertinggi yaitu 45,68% termasuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat (Sugito, 2000). Hasil SurveyKesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang dilakukan Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies gigi di Indonesia adalah 90,05% (Zatnika, 2010). Khusus prevalensi karies gigi pada anak prasekolah sebanyak 25% karies gigi terdapat pada anak yang berusia 2 tahun dan hampir sebanyak dua pertiga dari seluruh anak berusia 3 tahun menderita karies gigi (Koswara, 2006) Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat dekskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi pada anak usia prasekolah. Penelitian dilakukan dengan mendistribusikan kuesioner kepada 54 orang tua siswa dan melakukan observasi langsung pada anak untuk melihat kondisi gigi anak. Hasil penelitian yang dilakukan di TK Sang Timur Salatiga kepada 54 siswa, didapatkan mayoritas anak memiliki karies gigi yaitu sebanyak 35 (65%) anak, sedangkan anak dengan kondisi gigi sehat sebanyak 19 (35%) anak. Faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya karies mayoritas anak adalah faktor waktu menyikat gigi (kurang baik) 28 anak (80%), frekuensi menyikat gigi (kurang baik) 25 anak (71%) dan kebiasaan makan kariogenik 12 anak (43-48%). Faktor yang tidak banyak berpengaruh pada karies gigi anak adalah faktor pendidikan, pengetahuan, dan tingkat ekonomi. Peran faktor-faktor yang diteliti pada proses karies gigi adalah meningkatkan interaksi antar faktor penyebab. Faktor dominan yaitu waktu dan frekuensi menyikat gigi, meningkatkan terbentuknya ruang karies gigi dalam proses terjadinya karies gigi.