Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/7472
Title: | Tradisi “Dina Geblag” Dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang |
Authors: | Pertiwi, Dian |
Keywords: | dina geblag;sesaji;roh orang mati |
Issue Date: | 2013 |
Publisher: | Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP-UKSW |
Abstract: | Kejawen adalah kepercayaan masyarakat yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah yang mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga keduanya melebur menjadi Mistik Islam Kejawen. Kejawen memuat adat istiadat dan ritual yang kerap dilakukan dan bahkan menjadi kewajiban setiap orang yang meyakini ajaran Kejawen tersebut. Sebagai ritual yang masih dilakukan sampai sekarang adalah tradisi Dino Geblag Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yaitu tahap ritual di setiap hari kematian seseorang. Ritual ini diyakini karena masyarakat percaya bahwa roh orang mati masih berada di sekitar orang yang masih hidup dan mampu memberikan keselamatan. Doa yang diucapkan ketika ziarah kubur adalah bentuk komunikasi yang dilakukan antara keduanya yang dianggap masih memiliki keterkaitan dengan kerabat yang ditinggalkan. Bagi masyarakat sendiri menjalankan tradisi ini adalah sebagai bentuk penghormatan dan mewarisi tradisi yang yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini menarik untuk diteliti oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dina Geblag mempunyai makna bagi masyarakat Dusun Toyogiri Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yakni sebagai ritual yang tidak bisa ditinggalkan karena melekat dengan kepercayaan tradisional yang bersinkritisme dengan Islam. Kejawen is a public trust that is very popular among the people of Central Java are Muslim majority so that they melt into the Mistik Islam Kejawen. Kejawen includes customs and rituals are often performed and even the duty of every person who believes in the teachings of the Javanese. As a ritual which continue to this day is a tradition Dina Geblag Hamlet Toyogiri Semarang District Sub Tuntang the stage every day ritual in someone's death. This ritual is believed to be because people believe that the spirits of the dead are still being around people who are still alive and able to provide safety. Pilgrimage prayer offered when the grave is a form of communication that is conducted between the two is considered still have relevance to the relatives of the deceased. For the community itself running tradition is a form of honor and inherit the tradition has ever done before. It is interesting to study because the research was conducted using qualitative descriptive methods. The results showed that Dina Geblag has meaning for society Hamlet Toyogiri District Tuntang Semarang District as a ritual that can not be abandoned because it is attached to the traditional belief that syncretism with Islam. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/7472 |
Appears in Collections: | T1 - History Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_152009002_BAB I.pdf | BAB I | 178.14 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_BAB II.pdf | BAB II | 667.01 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_BAB III.pdf | BAB III | 256.12 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_BAB IV.pdf | BAB IV | 978.91 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_BAB V.pdf | BAB V | 221.97 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 85.96 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_Judul.pdf | Halaman Judul | 2.65 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_152009002_Lampiran.pdf | Lampiran | 1.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.