Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation(GI) Siswa Kelas 4 SD Negeri Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Abstract

Proses pembelajaran IPA yang diterapkan di SD Negeri Rowosari masih menggunakan metode konvensional dan masih bersifat tekstual, sehingga siswa selama mengikuti proses pembelajaran cepat merasa bosan dan siswa cenderung menjadi pasif. Hal ini terbukti nilai rata-rata UTS II 64.5 belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 56%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK kolaboratif yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yakni, siklus I dan II terdiri dari 3 pertemuan. Subjek penelitian ini siswa kelas 4 SDN Rowosari yang berjumlah 18 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan dengan karakteristik heterogen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes berupa lembar evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran dalam bentuk pilihan ganda, sedangkan teknik non tes berupa lembar observasi. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran mengacu pada model pembelajaran group investigation (GI) yang terdiri dari 6 langkah diantaranya langkah (1) memilih topik, (2) merencanakan tugas-tugas belajar, (3) melakukan investigasi, (4) menyimpulkan laporan akhir, (5) mempresentasikan laporan akhir, dan (6) evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari. Hal tersebut dapat ditunjukkan peningkatan hasil belajar IPA dari kondisi awal, siklusI, dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa yakni 64,5 masih dibawah nilai (KKM=65), siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 10 anak (56%), dan di atas KKM sebanyak 8 anak (44%). Pada siklus I penerapan model pembelajaran group investigation, siswa yang di bawah KKM menurun menjadi 5 anak (28%), dan di atas KKM meningkat menjadi 13 anak dengan persentase 72%. Pada siklus II siswa yang nilainya di bawah KKM semakin menurun menjadi 1 anak (6%), dan siswa yang nilainya di atas KKM meningkat menjadi 17 anak (94%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari.