Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V SDN Subah 04 Kecamatan Subah Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014

Abstract

Latar belakang masalah penelitian ini adalah pembelajaran matematika di kelas V SD Subah 04 Kecamatan Subah belum mencapai hasil yang diharapkan khususnya untuk materi luas bangun datar dimana dari 22 siswa baru 2 siswa yang mencapai tuntas belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis merumuskan cara pemecahan masalah dengan merancang matematika yang efektif yaitu pembelajaran kooperatif tipe JIGSAWJenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatan hasil belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Subah 04 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan (acting)dan pengamatan (observing), dan yang terakhir refleksi (reflecting).Data yang diperoleh meliputi data hasil belajar berupa nilai ulangan siswa, data proses pembelajaran dan aktifitas siswa hasil pengamatan oleh teman sejawat serta gambar kegiatan pembelajaran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi komparatif yaitu membandingkan hasil pra siklus, hasil siklus I dan hasil siklus II. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juli sampai dengan September 2013 dengan mengambil subjek siswa Kelas V SD Subah 04 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran matematika materi luas bangun datar di SD Subah 04 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terlihat bahwa pada nilai rata-rata pra siklus yang mencapai 50 naik menjadi 65 pada siklus 1, kemudian naik menjadi 86 pada siklus 2 . Dan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus hanya 5 siswa atau 23 % naik menjadi 15 siswa atau 68 %pada siklus 1, kemudian naik lagi sebesar 20 siswa atau 91% pada siklus 2. Data tersebut menunjukkan bahwa tindakan perbaikan telah mencapai keberhasilan sebab persentase siswa yang tuntas belajar sudah melampaui dari indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85 %.Saran disampaikan kepada guru agar merancang pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa mampu belajar dalam komunitas sehingga siswa siswa saling membantu dan belajar bersama.