Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas 5 SDN Ledok 2 Semester II Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014

Abstract

Pembelajaran Konvensional sering digunakan oleh guru ketika mengajar di kelas. Jika dilihat dari proses kegiatannya, pembelajaran Konvensional cenderung menekankan keaktifan guru dari pada siswa. Siswa yang dirasa aktif dan pintar tidak bisa mengungkapkan pendapat atau kemampuannya. Berkaitan hal tersebut, guru dituntut untuk memiliki strategi mengajar yang lebih bervariasi agar peserta didik dapat belajar dengan lebih aktif dan efektif, serta tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai. Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Ledok 02 Salatiga. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus terdiri dari 3 pertemuan disetiap siklusnya. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri Ledok 02 Kecamatan Argomulyo tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang digunakan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Varibel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Sedangkan varibel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA yang akan dicapai oleh siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model Kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 dalam pokok bahasan perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Hal ini dapat kita lihat pada saat pra siklus siswa yang telah tuntas KKM adalah 32 anak atau 76%, siklus I menjadi 33 anak atau 78,5%. Pada fase ini mengalami kenaikan sebesar 1,5% atau terdapat 1 orang anak yang mendapatkan nilai di atas KKM. Pada siklus II terdapat 3 orang anak yang masih mendapat nilai dibawah KKM, sedangkan terdapat 39 anak berhasil mendapatkan nilai di atas KKM atau 93%. Bila dibandingkan dengan siklus I terdapat kenaikan 14,5% pada siklus II.