Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/8893
Title: | Suatu Tinjauan Pemikiran Nabeel Jabbour tentang Gereja Tidak Kasat Mata Berdasarkan Pandangan Calvin Tentang Gereja yang Tidak Kelihatan |
Authors: | Purba, Jhon Ricky Raymond |
Keywords: | gereja (ecclesia);gereja tidak kasat mata (hidden church);gereja yang tidak kelihatan (invisibilis church) |
Issue Date: | 2014 |
Publisher: | Magister Sosiologi Agama Program Pascasarjana FTEO-UKSW |
Abstract: | Nabeel Jabbour dalam bukunya yang berjudul “Memandang Sabit dengan Mata Salib” (“The Crescent Thought the Eyes of the Cross”) mengungkapkan dengan seksama tentang gereja kasat mata (Semi Hidden Church) dan gereja tidak kasat mata (Hidden Church). Namun apa yang dimaksud oleh Nabeel Jabbour tentang gereja yang tidak kasat mata memiliki persamaan dan perbedaan dengan apa yang diperkenalkan oleh John Calvin tentang gereja yang tidak kelihatan. Persamaan pendapat dari kedua tokoh ini yaitu Nabeel Jabbour dan John Calvin adalah dari sisi bukan empirisnya (gedung gereja, manusia/umat, aturan dan cultus). Perbedaannya menurut Nabeel Jabbour: gereja tidak kasat mata adalah sebuah gereja dimana pengertian atau kesadarannya tidak mempersoalkan tentang agama, keanggotaan seseorang dalam gereja dan iman percaya seseorang. Nabeel Jabbour, tidak mempersoalkan apakah seseorang terdaftar atau tidak dalam sebuah komunitas gereja, asalkan dia tetap siap dalam mengikut dan meneladani Kristus dalam hidupnya, serta melakukan apa yang dikehendaki Yesus Kristus dalam kehidupannya. Sedangkan John Calvin menekankan bahwa seseorang yang percaya dan mengikut Kristus harus terdaftar dalam keanggotaan sebuah gereja, bersaksi dalam pengakuan iman percaya, dibaptis, mengikuti sakramen, dan taat kepada aturan/disiplin gereja. Pendapat Nabeel Jabbour tentang gereja yang tidak kasat mata merupakan sebuah ekklesiologi yang dapat diterima dengan berpijak dari Matius 7:21 bahwa “Bukan setiap orang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam kerajaan surga melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pandangan Nabeel Jabbour dan John Calvin tentang gereja yang tidak kasat mata tidak harus dipertentangkan. Sebaliknya pandangan kedua tokoh ini harus saling melengkapi satu dengan yang lain. Sebab komunitas kristiani tidak bisa ada tanpa identitas dan symbol, namun bersamaan dengan itu ia juga tidak ada, jika ia sama sekali tidak berguna bagi sesamanya. |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/8893 |
Appears in Collections: | T2 - Master of Religion Sociology |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T2_752012004_Judul.pdf | Halaman Judul | 1.25 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752012004_BAB I.pdf | BAB I | 389.78 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752012004_BAB II.pdf | BAB II | 590.52 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752012004_BAB III.pdf | BAB III | 1.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752012004_BAB IV.pdf | BAB IV | 510.41 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752012004_BAB V.pdf | BAB V | 273.26 kB | Adobe PDF | View/Open |
T2_752012004_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 417.82 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.