Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.uksw.edu//handle/123456789/9764
Title: | Pelaksanaan Upacara Perkawinan Adat Sabu ( Kenoto) di Kecamatan Pahunga Lodu – Sumba Timur Periode Desember 2015-April 2016: suatu studi kasus |
Authors: | Elo, Gayatri Rosida |
Keywords: | pelaksanaan upacara perkawinan adat Sabu (Kenoto);Mangili kecamatan Pahunga Lodu |
Issue Date: | 2016 |
Publisher: | Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP-UKSW |
Abstract: | Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai adatnya masing-masing salah satunya perkawinan adat Sabu di kecamatan Pahunga Lodu kabupaten Sumba Timur yang menjadi objek penelitian.Pelaksanaan perkawinan adat Sabu yang dijalani oleh masyarakat suku Sabu masih tetap memegang erat adat suku Sabu yang diamanatkan Deo amauntuk kelangsungan kehidupan manusia yang semuanya dikelola dengan kehendak hukum adat namum sebagian masyarakat suku Sabu belum memahami makna dan pelaksanaan perkawinan adat Sabu secara mendalam. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan makna dalam perkawinanan adat Sabu di kecamatan Pahunga Lodu. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggambarkan pelaksanaan perkawinan adat suku sabu (kenoto) di Mangili kecamatan Pahunga Lodu.Langkah-langkah dalam pelaksanaan perkawinan adat sabu yaitu tahap Perkenalan adalah orang tua laki-laki dan mone li mendatangi keluarga perempuan untuk menyampaikan niat anak laki-laki yang ingin meminang anak keluarga perempuan. Tahap peminangan adalah pengutusan beberapa orang dari pihak laki-laki ke keluarga perempuan, dalam tahap ini dipimpin oleh Mone Li, Mae maiki(Om) dan orang tua serta laki-laki yang akan meminang perempuan, pada tahap ini akan dibicarakan tentang waktu pemoho kenoto, ihi kenoto, bada welli. Tahap Puru loko adalah acara memandikan calon pengantin selama tiga hari berturut-turut.Tahap Pemaho kenoto pengantin laki-laki beserta sanak saudara, mone li, mone he’billi kenoto, selanjutnya pihak perempuan beserta seluruh kerabat menyambut pihak laki-laki dihalaman rumah oleh mone li yang disaksikan oleh para undangan. Pada tahap ini, juru bicara dari mempelai perempuan mengumumkan jumlah ihi kenoto dan kedua mempelai dinyatakan sah menurut hukum adat suku Sabu. Nilai –nilai yang terkandung dalam pelaksanaan perkawinan adat suku Sabu yaitu nilai religius, nilai musyawarah, nilai persaudaraan, nilai tanggung jawab, nilai gotong royong, nilai keadilan, nilai sopan santun, nilai budaya. Pelaksanaan perkawinan adat sabu jaman dahulu dan sekarang ada sedikit perbedaan yang terletak pada pemilihan jodoh, tata cara perkawinan, puru loko, pemaho kenoto (nikah adat), isi kenoto (jumlah kenoto). |
URI: | http://repository.uksw.edu/handle/123456789/9764 |
Appears in Collections: | T1 - Pancasila and Citizenship Education |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
T1_172011601_BAB I.pdf | BAB I | 257.82 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_BAB II.pdf | BAB II | 936.62 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_BAB III.pdf | BAB III | 305.91 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_BAB IV.pdf | BAB IV | 1.17 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_BAB V.pdf | BAB V | 228.74 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_Daftar Pustaka.pdf | Daftar Pustaka | 151.11 kB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_Judul.pdf | Halaman Judul | 1.84 MB | Adobe PDF | View/Open |
T1_172011601_Lampiran.pdf | Lampiran | 2.07 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.